Pengertian Wawancara Menurut Sugiyono

Penantian Selama 2 Tahun, Naruto Shippuden Tamat!

Halo selamat datang di indosatsnap.com! Apakah kamu penggemar Naruto Shippuden? Kabar baik bagi kamu yang sudah menantikan akhir cerita petualangan Naruto Uzumaki, karena setelah penantian selama 2 tahun, Naruto Shippuden akhirnya tamat!

Pendahuluan

Wawancara merupakan suatu teknik dalam penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data atau informasi dari narasumber. Dalam proses wawancara, seorang peneliti akan bertanya langsung kepada narasumber dengan tujuan untuk memahami sudut pandang, pengalaman, dan pemikiran narasumber terkait topik yang sedang diteliti. Salah satu ahli yang memberikan pengertian tentang wawancara adalah Sugiyono, seorang profesor emeritus di Universitas Negeri Malang yang juga penulis buku Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Dalam pandangan Sugiyono, wawancara adalah sebuah proses komunikasi yang dilakukan oleh peneliti kepada narasumber dengan tujuan mendapatkan data atau informasi untuk penelitian. Wawancara digunakan untuk menggali pemikiran, pandangan, dan pengalaman narasumber terkait dengan topik penelitian yang sedang dilakukan. Dalam pengertian ini, wawancara merupakan salah satu teknik yang penting dalam metode penelitian kualitatif.

Menurut Sugiyono, terdapat beberapa jenis wawancara yang dapat digunakan dalam penelitian, antara lain wawancara terstruktur, wawancara semiterstruktur, dan wawancara tidak terstruktur. Pada wawancara terstruktur, peneliti menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya dan mengikuti urutan pertanyaan yang sudah ditentukan. Wawancara semiterstruktur menggunakan daftar pertanyaan sebagai panduan, namun peneliti juga memiliki kebebasan untuk menambahkan atau mengubah pertanyaan sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan wawancara tidak terstruktur, peneliti hanya memiliki tema atau topik yang ingin dibahas dan bebas untuk mengembangkan pertanyaan secara spontan.

Kelebihan Wawancara Menurut Sugiyono

Menurut Sugiyono, wawancara memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya menjadi teknik yang penting dalam penelitian kualitatif. Pertama, melalui wawancara, peneliti dapat mendapatkan data secara langsung dari narasumber. Hal ini memungkinkan peneliti untuk melihat dan mendengarkan ekspresi, gerak tubuh, dan intonasi suara narasumber, sehingga data yang diperoleh lebih dapat dipahami secara holistik dan mendalam.

Kelebihan lain dari wawancara adalah interaksi yang terjadi antara peneliti dan narasumber. Dalam proses wawancara, peneliti dapat menjelaskan tujuan penelitian dan memberikan konteks yang lebih jelas kepada narasumber. Interaksi ini juga memungkinkan peneliti untuk mengajukan pertanyaan tambahan atau mendapatkan klarifikasi atas jawaban yang diberikan oleh narasumber. Hal ini bisa meningkatkan kualitas dan kevalidan data yang diperoleh dalam penelitian.

Wawancara juga memungkinkan peneliti untuk memperoleh data yang komprehensif dan mendalam. Dalam wawancara, peneliti dapat melibatkan narasumber dalam diskusi yang lebih luas dan mendalam mengenai topik penelitian. Hal ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pandangan, pemikiran, dan pengalaman narasumber terkait dengan topik penelitian.

Wawancara juga memiliki kelebihan dalam hal fleksibilitas. Peneliti memiliki kebebasan untuk mengajukan pertanyaan yang belum terdaftar dalam daftar pertanyaan atau mengubah urutan pertanyaan sesuai dengan dinamika wawancara. Hal ini memungkinkan peneliti untuk menyesuaikan pertanyaan dengan narasumber dan situasi yang terjadi.

Kelebihan lainnya dari wawancara adalah fokus pada konteks sosial dan budaya. Dalam wawancara, peneliti dapat menggali pemahaman tentang norma, nilai, dan praktik sosial yang mempengaruhi narasumber. Hal ini memungkinkan peneliti untuk memahami pengalaman narasumber dalam konteks yang lebih luas dan komprehensif.

Wawancara juga menjadi teknik yang penting dalam penelitian kualitatif karena memungkinkan peneliti untuk mendapatkan data yang unik dan tidak bisa ditemukan melalui sumber lain. Pemikiran, pengalaman, dan pandangan narasumber yang diungkapkan dalam wawancara merupakan data kualitatif yang bernilai tinggi dan sulit untuk digantikan dengan sumber lain.

Dalam menggunakan wawancara sebagai teknik penelitian, peneliti perlu memperhatikan beberapa hal. Pertama, peneliti perlu memiliki keterampilan komunikasi yang baik agar dapat menjalin hubungan yang baik dengan narasumber. Selain itu, peneliti juga perlu menguasai teknik mendengarkan aktif dan mengajukan pertanyaan yang relevan.

Kekurangan Wawancara Menurut Sugiyono

Walaupun memiliki banyak kelebihan, wawancara juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Menurut Sugiyono, salah satu kekurangan utama dari wawancara adalah kecenderungan subjektivitas dan bias dalam pengumpulan dan interpretasi data. Sebagai peneliti, penilaian dan interpretasi personal peneliti dapat mempengaruhi proses wawancara dan hasil yang diperoleh.

Kekurangan lain dari wawancara adalah keterbatasan jumlah narasumber yang dapat diwawancarai. Wawancara membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup besar untuk dilakukan, sehingga jumlah narasumber yang dapat diwawancarai terbatas. Hal ini bisa mempengaruhi generalisasi hasil penelitian terhadap populasi yang lebih besar.

Wawancara juga memiliki kekurangan dalam hal keabsahan dan keandalan data. Pada beberapa kasus, narasumber dapat memberikan jawaban yang tidak jujur atau tidak akurat dalam wawancara. Hal ini bisa menghasilkan data yang tidak valid atau tidak dapat diandalkan.

Kekurangan lain yang perlu diperhatikan adalah ketergantungan pada kemampuan narasumber dalam menyampaikan informasi. Ada kemungkinan bahwa narasumber tidak dapat menjelaskan atau mengungkapkan pengalaman atau pemikiran mereka secara jelas dan detail. Hal ini bisa mempengaruhi kualitas dan kedalaman data yang diperoleh dalam wawancara.

Terakhir, wawancara juga memiliki kekurangan dalam hal waktu dan biaya. Proses wawancara membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan persiapan, melaksanakan wawancara, dan menganalisis hasil. Selain itu, biaya yang diperlukan untuk melakukan wawancara juga bisa cukup besar tergantung pada jumlah dan lokasi narasumber yang akan diwawancarai.

Tabel Pengertian Wawancara Menurut Sugiyono

Jenis Wawancara Deskripsi
Wawancara Terstruktur Wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya dan mengikuti urutan pertanyaan yang sudah ditentukan.
Wawancara Semiterstruktur Wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan sebagai panduan, namun peneliti juga memiliki kebebasan untuk menambahkan atau mengubah pertanyaan sesuai dengan kebutuhan.
Wawancara Tidak Terstruktur Wawancara dengan hanya memiliki tema atau topik yang ingin dibahas dan bebas untuk mengembangkan pertanyaan secara spontan.

FAQ tentang Pengertian Wawancara Menurut Sugiyono

1. Apa yang dimaksud dengan wawancara menurut Sugiyono?

Menurut Sugiyono, wawancara adalah proses komunikasi antara peneliti dan narasumber untuk mendapatkan data atau informasi terkait dengan penelitian.

2. Apa saja jenis wawancara menurut Sugiyono?

Menurut Sugiyono, terdapat tiga jenis wawancara, yaitu wawancara terstruktur, wawancara semiterstruktur, dan wawancara tidak terstruktur.

3. Apa kelebihan wawancara menurut Sugiyono?

Menurut Sugiyono, wawancara memiliki kelebihan seperti dapat mendapatkan data langsung, interaksi yang terjadi antara peneliti dan narasumber, data yang komprehensif, fleksibilitas, dan fokus pada konteks sosial dan budaya.

4. Apa kekurangan wawancara menurut Sugiyono?

Menurut Sugiyono, kekurangan wawancara meliputi kecenderungan subjektivitas dan bias, keterbatasan jumlah narasumber, keabsahan dan keandalan data, ketergantungan pada kemampuan narasumber, dan waktu serta biaya yang dibutuhkan.

5. Bagaimana cara mengurangi bias dalam wawancara?

Untuk mengurangi bias dalam wawancara, peneliti perlu memperhatikan keterampilan komunikasi, menjaga objektivitas, mengajukan pertanyaan yang netral, dan mencermati sikap dan sudut pandang pribadi dalam pengumpulan dan interpretasi data.

6. Apa kelebihan wawancara terstruktur?

Kelebihan wawancara terstruktur adalah adanya daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya sehingga memudahkan peneliti dalam mengikuti urutan pertanyaan dan memperoleh data yang konsisten.

7. Apa kelebihan wawancara semiterstruktur?

Kelebihan wawancara semiterstruktur adalah fleksibilitas dalam mengubah atau menambahkan pertanyaan yang sesuai dengan kebutuhan tanpa kehilangan arah pembahasan.

8. Apa kelebihan wawancara tidak terstruktur?

Kelebihan wawancara tidak terstruktur adalah kebebasan dalam pengembangan pertanyaan secara spontan sesuai dengan dinamika wawancara dan memungkinkan peneliti untuk mendapatkan data yang lebih mendalam.

9. Apa dampak dari kecenderungan subjektivitas dalam wawancara?

Kecenderungan subjektivitas dalam wawancara dapat mempengaruhi penilaian dan interpretasi data sehingga hasil penelitian menjadi tidak objektif dan dapat menghasilkan kesimpulan yang tidak akurat.

10. Bagaimana cara memperoleh data yang valid dalam wawancara?

Untuk memperoleh data yang valid dalam wawancara, peneliti perlu memperhatikan keterampilan komunikasi yang baik, membuat pertanyaan yang jelas dan relevan, dan mencermati konsistensi jawaban dari narasumber.

11. Apa pentingnya interaksi dalam wawancara?

Interaksi dalam wawancara penting karena memungkinkan peneliti untuk menjelaskan tujuan penelitian, memberikan konteks yang lebih jelas kepada narasumber, memperoleh klarifikasi atas jawaban, dan meningkatkan kualitas dan kevalidan data yang diperoleh.

12. Apa perbedaan antara wawancara terstruktur dan tidak terstruktur?

Perbedaan antara wawancara terstruktur dan tidak terstruktur terletak pada penggunaan daftar pertanyaan. Wawancara terstruktur menggunakan daftar pertanyaan yang disusun sebelumnya, sedangkan wawancara tidak terstruktur hanya memiliki tema atau topik yang ingin dibahas.

13. Apa yang dimaksud dengan konteks sosial dan budaya dalam wawancara?

Konteks sosial dan budaya dalam wawancara mencakup norma, nilai, dan praktik sosial yang mempengaruhi narasumber. Memahami konteks ini memungkinkan peneliti untuk memahami pengalaman narasumber dalam konteks yang lebih luas dan komprehensif.

Kesimpulan

Setelah memahami pengertian wawancara menurut Sugiyono, dapat disimpulkan bahwa wawancara merupakan teknik yang penting dalam penelitian kualitatif. Wawancara dapat memberikan data yang detail, mendalam, dan komprehensif tentang pandangan, pemikiran, dan pengalaman narasumber terkait dengan topik penelitian. Terdapat beberapa jenis wawancara, seperti terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur, yang dapat dipilih sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penelitian.

Wawancara memiliki kelebihan seperti mendapatkan data langsung, interaksi yang terjadi antara peneliti dan narasumber, data yang komprehensif, fleksibilitas, dan fokus pada konteks sosial dan budaya. Namun, wawancara juga memiliki kekurangan seperti kecenderungan subjektivitas dan bias, keterbatasan jumlah narasumber, keabsahan dan keandalan data, ketergantungan pada kemampuan narasumber, dan waktu serta biaya yang dibutuhkan.

Dalam menggunakan wawancara sebagai teknik penelitian, peneliti perlu memperhatikan keterampilan komunikasi yang baik, menjaga objektivitas, dan mengajukan pertanyaan yang relevan. Peneliti juga perlu memperhatikan kualitas dan kedalaman data yang diperoleh serta memperhatikan waktu dan biaya yang diperlukan. Dengan memahami pengertian, kelebihan, dan kekurangan wawancara menurut Sugiyono, peneliti dapat menggunakan teknik ini secara efektif dalam penelitian kualitatif mereka.

Kata Penutup

Artikel ini telah menjelaskan pengertian wawancara menurut Sugiyono, seorang ahli penelitian kualitatif. Wawancara merupakan teknik penting dalam penelitian kualitatif yang digunakan untuk mendapatkan data dan informasi dari narasumber. Terdapat beberapa jenis wawancara, seperti terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur, yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan penelitian. Wawancara memiliki kelebihan dalam mendapatkan data yang langsung, interaksi yang terjadi, data yang komprehensif, kebebasan dalam mengajukan pertanyaan, dan fokus pada konteks sosial dan budaya. Namun, wawancara juga memiliki kekurangan seperti kecenderungan subjektivitas dan bias, keterbatasan jumlah narasumber, keabsahan dan keandalan data, ketergantungan pada kemampuan narasumber, dan waktu serta biaya yang dibutuhkan. Dalam menggunakan wawancara, peneliti perlu memperhatikan keterampilan komunikasi, menjaga objektivitas, melakukan pengajuan pertanyaan yang relevan, dan memperhatikan kualitas dan kedalaman data. Dengan memahami pengertian, kelebihan, dan kekurangan wawancara menurut Sugiyono, peneliti dapat menggunakan teknik ini secara efektif dalam penelitian kualitatif mereka.

Disclaimer

Artikel ini disusun sebagai materi pembelajaran dan referensi. Isi artikel didasarkan pada pengetahuan dan pemahaman penulis saat ini. Penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau kerusakan yang mungkin timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Pembaca diharapkan menggunakan informasi dalam artikel ini dengan bijaksana dan bertanggung jawab.